ZIGI – Sub-varian Omicron BA.4 dan BA.5 kini tengah menyebar di Indonesia. Varian ini berasal dari varian asli yaitu Omicron BA.1.
Subvarian ini telah menginfeksi banyak orang dari berbagai umur, baik anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. Lalu seperti apa gejala dari sub-varian Omicron BA.4 dan BA.5? Berikut penjelasannya.
Baca Juga: Udara Jakarta Memburuk, Ini 5 Tips Menjaga Kesehatan Pernapasan
Gejala Utama Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Dalam webinar Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia yang berjudul “Waspada Omicron Subvarian BA.4 dan BA.5 dalam Masa Transisi Menuju Endemi”, Ketua Kelompok Kerja Infeksi PDPI dr Erlina Burhan menyebut sub-varian ini memiliki satu mutasi yang mirip dengan Delta, yaitu L425R.
Ia menyebut bahwa mutasi L425R ini memiliki kemampuan untuk menghindari deteksi imun yang lebih tinggi daripada varian yang lainnya. Gejala yang sering ditemui di dua kasus sub-varian ini umumnya ada di sistem pernapasan.
Mengutip pernyataan dari CDC, Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan Penyakit Amerika, gejala Omicron Subvarian BA.4 dan BA.5 meliputi :
- Batuk
- Kelelahan
- Demam
- Mual dan Muntah
- Diare
- Sesak Napas
- Anosmia
- Hidung Tersumbat
- Sakit Perut
Mengutip Deseret, Petugas Kesehatan Masyarakat dari Departemen Kesehatan Chicago, Allison Awardy menyebut bahwa gejala dari sub-varian ini tergolong sedang, namun beberapa studi awal menenjukan infeksi bisa menjadi lebih parah bila ditemukan lagi varian baru.
Dalam studi yang dilakukan Kings College London, Epidemiolog Tim Spector menyebut bahwa gejala serius yang ditemukan dalam kasus sub-varian BA.4 dan BA.5 pada orang dewasa adalah tinnitus. Kondisi ini membuat sang penderita merasakan dengungan di telinganya.
Menurutnya, orang yang mengidap tinnitus akan semakin parah jika terinfeksi sub-varian ini. Bahkan terdapat laporan yang menyebut gejala tinnitus meningkat pada pasien Covid-19 seiring naiknya kasus Omicron BA.4 dan BA.5.
- Editor: Raynard Kristian Bonanio