ZIGI – Hari Kebangkitan Nasional yang kemudian disingkat dengan akronim Harkitnas selalu diperingati tanggal 20 Mei setiap tahunnya. Di tahun 2022 ini, kita telah memperingati Harkitnas yang ke-144 mengacu pada peristiwa berdirinya organiasi Boedi Oetomo pada tahun 1908.
Sebagai generasi penerus, tentunya kita wajib mengingat sejarah besar bangsa Indonesia tersebut agar bisa menghargai jasa para pahlawan. Nah, biar kamu bisa lebih dalam mengetahui tentang Hari Kebangkitan Nasional, berikut Zigi.id bagikan sejumlah fakta menariknya dirangkum dari berbagai sumber. Yuk, belajar sejarah Harkitnas.
Baca Juga: Sejarah, Tokoh hingga Isi Teks Sumpah Pemuda
1. Keputusan Presiden

Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei bukan tanpa landasan. Peringatan ini sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959. Itu artinya, Harkitnas diperingati setiap tahun sejak era Presiden Soekarno.
Salah satu tujuan diperingatinya Hari Kebangkitan Nasional agar bangsa Indonesia selalu mengingat perjuangan para pahlawan. Harkitnas selalu dijadikan sebagai momentum penting untuk refleksi bangsa Indonesia menuju ke arah lebih baik dengan semangat kebangkitan.
2. Jauh Sebelum Indonesia Merdeka

Melansir dari laman resmi Kemdikbud pada Jumat, 20 Mei 2022, dijelaskan bahwa kebangkitan nasional berlangsung sejak paruh pertama abad ke-20. Ketika itu, Indonesia jauh dari kata merdeka karena masih dalam cengkeraman penjajahan bangsa Belanda.
Dari sana muncul segelintir orang yang termotivasi untuk bangkit dengan mendirikan organisasi Boedi Oetomo (Budi Utomo) pada 20 Mei 1908. Mereka mencoba untuk melawan agar Indonesia bisa terlahir sebagai bangsa yang merdeka. Lalu apa sih sebenarnya organisasi Boedi Oetomo ini? Lanjut baca sampai bawah yuk.
3. Tentang Organisasi Budi Utomo

Seperti yang telah disinggung di atas, Boedi Oetomo merupakan organisasi yang menjadi pelopor pergerakan nasional anak bangsa. Berdiri tanggal 20 Mei 1908, Boedi Oetomo dirintis kalangan terpelajar dan fokus pada bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan yang bersifat non-politik.
- Editor: Hadi Mulyono